Sejak September 2008, resesi global telah masuk kepada Krisis Finansial Global. Hal ini di tandai dengan collapsnya institusi keuangan terkemuka dunia yang ada di Amerika Serikat(AS) salah satunya adalah Lehman Brother. Bahkan ada pakar mengatakan krisis kali ini lebih parah dari depresi ekonomi tahun 1930. Hal ini berawal dari kredit macet subprime mortgage (perumahan) di Amerika Serikat dan kesalahan spekulasi dan kalkulasi dari para bankir dalam memberikan kredit kepada warga AS. Hal ini memberikan banyak efek negatif bagi perekonomian AS dan perekonomian dunia yang sudah terintegrasi. Banyak pernyataan mengemuka bahwa ini adalah kegagalan Neoliberalisme dan rezim Bretton woods. Bahkan muncul kembali asumsi kaum keynessian yang tetap menganggap penting intervensi pemerintah dalam pasar. Walaupun demikian pemimpin Barat tetap mengakui sistem Kapitalisme tetap yang terbaik.
Lalu selang setahun kemudian pada hari Senin 10 Agustus 2009, Paul Krugman sang penerima Nobel Ekonomi di Kuala Lumpur mengatakan;
Pengeluaran stimulus yang dikeluarkan pemerintah di sejumlah negara membantu dunia terhindar dari depresi besar. Akan tetapi, pemulihan akan memakan waktu dua tahun atau lebih.

Krugman berbicara dalam seminar mengenai pasar modal dunia di Kuala Lumpur.Krugman mengatakan, masa- masa tersuram dalam krisis global telah berlalu, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi dan ekspor yang menunjukkan tanda- tanda stabilisasi.

Walaupun demikian, Krugman mengatakan pemulihan tampaknya masih akan mengecewakan karena belanja pemerintah tidak berkesinambungan dalam jangka panjang. Selain itu, tingkat pengangguran tampaknya masih akan terlihat walaupun sudah terlihat kecenderungan menurun.

Pemulihan krisis kali ini tidak seperti pemulihan ”Phoenix” yang terjadi pada saat krisis finansial tahun 1997-1998. Ketika itu, setelah krisis terjadi pemulihan yang cukup cepat ditandai dengan membaiknya ekspor, ujar Krugman. ”Kita telah berhasil menghindari depresi besar, tetapi pemulihan sepenuhnya masih akan berlangsung selama dua tahun atau bahkan lebih,” kata Krugman.

Asia tampaknya akan mengalami pemulihan yang paling cepat dibandingkan dengan AS dan Eropa. Pendorong pemulihan di Asia adalah ekspor barang manufaktur, tambah Krugman.

Pertanda yang paling jelas bahwa krisis akan berakhir adalah tingkat pengangguran di AS yang ternyata turun untuk pertama kalinya dalam 15 bulan terakhir. Selain itu, jam kerja dan gaji buruh juga sudah naik.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, ada 247.000 orang yang kehilangan pekerjaan pada bulan lalu. Angka tersebut merupakan angka terendah dalam tahun ini. Pada Juni lalu, orang yang kehilangan pekerjaan masih sebesar 443.000. Walaupun demikian, pasar tenaga kerja masih mengkhawatirkan. Sekitar seperempat juta orang kehilangan pekerjaan. Dengan demikian, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi untuk dapat menyerap lagi tenaga kerja.

(Sumber: kompas)